Thursday, November 28, 2013

PIlih HAJI Atau UMROH??

Zaman sekarang ini sedang trend bila liburan diisi dengan melakukan bepergian keluar negeri hanya untuk mengharapkan kepuasan semata dan menghilangkan kepenatan beban pikiran, banyak dikalangan umat muslim yang melakukan hal tersebut dan menjadikan destinasi akhirnya jatuh pada umroh atau haji.

Banyak sekali rekan-rekan saya yang menanyakan enakan pergi haji atau umroh terlebih dahulu? dan saya selalu menjawab lebih baik pergi HAJI terlebih dahulu meskipun nanti daftar tunggunya yang panjang dengan alasan:
  1. Haji merupakan RUKUN ISLAM yang ke lima
  2. Disebutkan dalam Al-Quran surat Al Baqarah ayat 196. "dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah...." dalam ayat ini disebutkan urutan untuk melakukan ibadah yang menempatkan ibadah haji terlebih dahulu lalu Umroh, karena Insya Allah dengan kita memiliki niat untuk pergi Haji dan telah melakukan pendaftaran maka ibadah umroh pun akan kita dapatkan juga selama kita menunggu perjalanan haji tersebut
  3. Biasanya kita pusing bagaimana cara mendapatkan uang sebanyak itu, jangan pusing akan hal tersebut karena Allah SWT telah membuat jaminan dalam Al-Quran surat Al Baqarah ayat 202 " mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya." dalam ayat ini telah jelas bahwa Allah yang memberikan rezeki diseluruh alam ini dan kita hanya perlu untuk berusaha/ ikhtiar dalam mencarinya.
  4. Selama melakukan ibadah haji kita pasti melakukan ibadah umroh dan selama disana kita dapat melakukan umroh sunah beberapa kali karena semasa hidup Rasulullah SAW hanya melakukan umroh sebanyak empat kali.
  5. Bila orang yang mampu lalu dia tidak melakukan ibadah haji maka tinggal memilih agama diluar Islam. mampu disini bukan semata-mata materi tapi juga dapat melihat orang-orang disekitar kita (keluarga, tetangga) apakah masih membutuhkan bantuan kita atau tidak karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
  6. Berhajilah selagi kita masih diberi waktu senggang, fisik yang sehat, dan saat muda dikarenakan ibadah haji adalah ibadah banyak menguras energi
  7. Kelimpahan rezeki yang halal seperti yang disebutkan dalam Al-Quran surat Al Baqarah ayat 195 "dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."
Inilah sebahagian alasan saya melakukan ibadah Haji saat usia muda dan jawaban kepada rekan-rekan yang selalu bertanya kepada saya.


Tuesday, November 26, 2013

Adab Bertetangga

Melakukan perjalanan umroh dan haji sangat erat kaitanya dengan hablum minannas kita sebagai manusia untuk dapat menjaga tali silaturahmi dan rasa keamanan serta kekeluargaan selama melakukan perjalanan ke Baitullah. untuk menghilangkan konflik-konflik yang biasa terjadi alangkah baiknya bila kita belajar mengenai cara atau adab-adab bertetangga terlebih dahulu.
berikut artikel terkait mengenai hal itu:

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhbib Abdul Wahab
Manusia ditakdirkan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial. Ia tidak dapat hidup sendiri, tanpa kerja sama dengan orang lain atau bermasyarakat.
Karena itu, dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kita selalu hidup bertetangga, membutuhkan satu sama lain.

Tetangga merupakan mitra sosial terdekat kita. Dengan tetangga, kita belajar hidup bersama (learning to life together) secara simbiosis-mutualistik, saling berbagi dan saling menguntungkan.

Bertetangga dengan baik (rukun dan harmoni) merupakan manifestasi keimanan yang sempurna. Belum sempurna iman seseorang jika masih suka menyakiti tetangganya. "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tentangganya." (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Namun, terkadang kita menjumpai tetangga yang tidak tahu diri. Ibnu Mas'ud pernah didatangi oleh seorang sahabat yang mengadukan perlakuan tetangganya terhadap dirinya.
"Saya mempunyai seorang tetangga yang selalu menyakitiku, mencaci maki diriku, dan mempersempit gerak langkahku."

Ibnu Mas'ud menasehatinya, "Pergilah..! Jika tetangga itu maksiat kepada Allah, maka engkau harus tetap taat kepada-Nya dalam memperlakukannya!"

Hidup bertetangga secara baik merupakan miniatur moral hidup bernegara. Kita harus saling memahami hak dan kewajiban masing-masing.
Interaksi antartetangga dapat berjalan dengan baik jika semuanya mau hidup berbagi suka dan duka, tidak mengedepankan individualitas.

Suatu ketika Rasul SAW bertanya kepada para sahabat, "Tahukah kalian, apa saja yang menjadi hak-hak tetangga itu?" "Hanya Allah dan Rasul-Nya yang paling tahu," jawab mereka.

Rasul lalu menjelaskan, "Hak-hak tetangga itu adalah: jika ia meminta pertolongan kepadamu, tolonglah dia; jika meminta pinjaman kepadamu, pinjamilah dia; jika meminta bantuan kepadamu, bantulah dia; jika ia sakit, jenguklah dia; jika ia memperoleh kebaikan atau kesuksesan, berilah ia ucapan selamat; jika ia mengalami musibah, berikanlah ta'ziyah (doa dan penghiburan); jika ia meninggal dunia, antarkanlah jenazahnya.

Janganlah engkau meninggikan bangunan rumahmu sehingga menghalangi ventilasi udara tetanggamu tanpa seizinnya; janganlah pula engkau menyakitinya karena engkau memasak suatu makanan yang baunya dapat dirasakan oleh tetanggamu tanpa engkau memberi sebagiannya.”
Jika engkau membeli buah-buahan, berikanlah sebagian untuknya. Jika engkau tidak memberinya, maka bawalah masuk buah-buahan itu ke dalam rumahmu secara sembunyi-sembunyi. Dan janganlah anak-anakmu sampai membawa keluar rumah buah-buah itu, sehingga anak-anak tetanggamu menjadi tahu dan memicu kemarahan mereka." (HR Tabrani).

Sungguh indah adab bertetangga yang diteladankan Rasul SAW. Jika hak-hak tetangga tersebut dapat dilaksanakan dalam kehidupan, niscaya konflik, kelaparan, kemalangan, dan penderitaan yang dialami tetangga tidak perlu terjadi.

Sebaliknya, dengan memenuhi hak-hak tetangga, semua warga masyarakat akan saling memiliki kesetiakawanan dan solidaritas sosial yang tinggi.

Adab bertetangga tidak hanya penting dipahami oleh warga bangsa, melainkan juga penting diteladankan oleh para pemimpin. Keteladanan dari pemimpin menjadi salah satu barometer terwujudnya keharmonisan sosial.

Adab bertetangga yang diajarkan Rasulullah SAW tersebut tetap relevan diaktualisasikan di dalam masyarakat modern, terutama masyarakat perkotaan yang cenderung individualis dan menutup diri. Wallahu a’lam.


Monday, November 25, 2013

Pentingnya Bahasa

Perjalanan Haji tahun 1434 H membuat saya terkesan dengan berkumpulnya berbagai umat muslim diseluruh dunia yang berada dalam satu tempat, saya kira berbekal bahasa Inggris yang dianggap bahasa Internasional sudah cukup untuk membuat saya dapat berkomunikasi dengan berbagai pihak akan tetapi dugaan saya ternyata salah, tidak semua orang mengerti akan bahasa Inggris termasuk ketika kita bepergian ke berbagai tempat yang akhirnya hanya menggunakan bahasa Tarzan (isyarat tangan). Bahasa Inggris digunakan hanya ketika kita melakukan komunikasi dengan umat yang sama-sama melakukan ibadah haji dengan melakukan perjalanan jauh dari negara-negara sekitar arab

Sedikit demi sedikit dari hari demi hari yang telah dilalui akhirnya dapat mengerti akan bahasa daerah disana yakni bahasa Arab minimal mengerti untuk melakukan perjalanan ketika menggunakan taksi, dalam berkomunikasi sehari-hari disana dengan orang arab saya terbantukan dengan adanya google translate oleh karena itu saya tidak bisa lepas dari gadget smartphone yang memiliki banyak kegunaan termasuk ketika melakukan sesi photo-photo :D
Pentingnya bahasa dari daerah yang bersangkutan membuat saya banyak belajar bahwa benar kiranya bahwa kita mesti mengerti bahasa dari suatu daerah sebelum melakukan perjalanan.